Thursday, January 23, 2014

MENJADI AHLI DAN PEJUANG AL-QUR’AN



Setelah lama vacum dari aktifitas  blogger karena kesibukan yang melanda (padahal sih bukan sibuk tapi sok sibuk hehe), rasanya  saya kangen sekali untuk berbagi kebaikan lewat blog ini. Oleh karenanya di tengah aktifitas yang padat, saya  mencoba menyempatkan diri untuk menulis sebuah artikel dengan tema yang sangat menarik yaitu “Menjadi Ahli Dan Pejuang Al-Qur’an”.  Isi dari tema ini diambil dari sebuah tausyiah yang saya ikuti di Masjid El-Nusa Jakarta Selatan dengan pembicara DR. Amir Faisol Fath. Silahkan dibaca, diresapi dan jangan lupa di amalkan ya....! semoga bermanfaat.!

Di dalam surat Ar-Rahman Allah menyebutkan nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada mahluknya yaitu manusia. Setelah Allah mendeklarasikan bahwa Dia adalah tuhan yang Rahman (Pengasih) ,Allah memberi rangking-rangking atas nikmatnya. Yang pertama kali disebutkan ialah nikmat (علم القران)telah mengajarkan Al-qur’an kemudian (خلق الانسان) telah menciptakan manusia dan seterusnya. Nikmat penciptaan manusia  masih dibawah nikmat Al-Quran karena Tanpa Al-Qur’an manusia tidak akan ada artinya/tidak ada gunanya, ibarat HP tanpa Al-Qur’an manusia hanya tinggal kesingnya saja ia tidak akan bisa digunakan untuk berkomunikasi. Oleh karena itu tema “Menjadi Ahli Dan Pejuang Al-Qur’an” merupakan sebuah tema yang sangat penting untuk kita ketehui. Dalam pembahasan tema ini ada beberapa kosa kata yang perlu kita perhatikan. Kosa kata itu adalah “menjadi” , “Ahlu Al-Qur’an” dan “Pejuang Al-Qur’an”.Dan kita akan membahasnya satu persatu dari kosa kata tersebut.

1.    Kata “Menjadi”

Kata “Menjadi” mempunyai arti sebuah proses/perjuangan. Seseorang yang tidak mempunyai apa-apa kemudian ia berjuang dalam sebuah proses untuk mempunyai sesuatu. Maka proses dari tidak mempunyai apa-apa sampai ia mempunyai sesuatu itulah yang disebut dengan kata “menjadi”. Karena “menjadi” adalah sebuah proses maka ada beberapa syarat agar sebuah proses itu dapat berhasil. Syaratnya adalah sebagai berikut :

a)      الارادة القوية (kemauan yang kuat)
Kemauan sangat menentukan keberhasilan dari sebuah proses. Seseorang yang mempunyai kemauan yang kuat maka ia akan dapat mencapai tujuannya. Sebagai contoh adalah seorang sahabat yang bernama abdurrahman bin auf. Ia adalah sahabat yang pandai berbisnis walaupun ia tidak pernah belajar pada sebuah universitas yang terkenal ,namun karena adanya kemauan yang kuat  Abdurrahman bin auf  bisa menjadi seorang pebisnis ulung sampai- sampai dikatakan “ kalau seandainya kamu memberikan debu kepada abdurrahman bin auf lalu ia pergi kepasar maka  Ia akan kembali dengan membawa untung  “. Kita ketahui bahwasanya Abdurrahman bin auf adalah seorang yang dermawan ia sekali berinfakkan 100 ekor  unta yang pada masa itu 100 ekor unta merupakan harta  yang paling dibanggakan bagi masyarakat Arab. Begitu juga dengan abu bakkar as-shiddiq yang tidak pernah belajar politik di universitas hebat namun karena adanya kemauan yang kuat ia menjadi seorang pemimpin yang hebat.

b)      التضحية (berkorban)
Tidak ada hidup tanpa pengorbanan artinya dalam hidup harus ada pengorbanan .oleh karenanya dalam mencapai sebuah  tujuan manusia harus rela untuk berkorban. Allah swt bangga terhadap Nabi Ibrahim karena siap berkorban untuk Allah swt. Nabi ibrihim disuruh untuk memindahkan anak dan istrinya ke tempat yang tidak ada penghidupan sama sekali. Sebagai ayah tentunya ia tidak akan tega meninggalkan anak dan istrinya di tempat yang kering tidak ada penghidupan namun karena ini perintah Allah maka ia mengorbankan anak dan istrinya. Setelah Nabi Ismail besar tentunya sebagai seorang ayah Nabi Ibrahim merasa senang karena anaknya kini sudah tumbuh dewasa . Namun Allah mengujinya lagi dengan menyuruh untuk menyebelih anaknya. Karena ini perintah Allah Nabi Ibrahimpun rela mengorbankan anaknya untuk disebelih. Karena ketaatannya  Allahpun mengganti nabi ismail dengan domba. Karena rasa bangganya Allah dengan pengorbanan Nabi ibrahim maka Allah memberikan sebuah hari dalam satu tuhun yang bernama hari Idul Adha (hari pengorbanan). Oleh karenanya seorang yang ingin “menjadi” harus berkorban jika tidak mau berkorban maka ia tidak ada gunanya (adanya seperti tidak ada).

c)       الطويل النفس (nafas yang panjang /tidak mudah menyerah)
Untuk bisa “menjadi” maka seorang harus bernafas panjang atau tidak mudah menyerah.

2.       Kata “ Ahlu Al-Qur’an”

اهل (ahlun) artinya keluarga. Menjadi Ahlul  Al-Qur’an artinya menjadi keluarga Al-Qur’an,hidup bersama Al-Qur’an , merasa indah bersama Al-Qur’an,tidak pernah bosan dangan Al-Qur’an dan merasa  bangga dengan Al-Qur’an. Untuk menjadi ahlul Al-Qur’an ada tiga syarat yaitu :

a)      التلاوة (membaca)
Artinya harus selalu membaca Al-Qur’an. Tapi bukan hanya sekedar membaca namun kita harus bisa menikmati . untuk bisa menikmati kita harus memperhatikan hal hal berikut :
1)      Membaca harus dengan kaidah tajwid
Agar bisa menikmati dalam membaca Al-Qur’an maka harus menggunakan kaidah tajwid dengan benar.
2)      Menggunakan irama
Dalam menggunakan irama jangan dibuat-buat atau gunakan sesuai dengan fitrahnya masing-masing karena irama Al-Qur’an adalah irama fitrah manusia.
b)      الحفظ (menghafal)
Menghafal Al-Qur’an tempatnya di dada ( فى الصدور  ) lain dengan menghafal matematika yang tempatnya di otak.
c)       العمل (mengamalkan)
Mengamalkan ajaran Al-Qur’an artinya kita harus melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya.

3.       Kata “Pejuang Al-Qur’an”
Untuk menjadi pejuang Al-Qur’an ada 2 syarat yaitu :
a)      الفهم (paham)
Untuk bisa memahami Al-Qur’an maka kita harus memahami bahasa arab karena Al-Qur’an menggunakan bahasa arab. Oleh karenanya Imam Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa belajar bahasa arab hukumnya wajib sebab memahami Al-Qur’an hukumnya wajib dan Al-Qur’an menggunakan bahasa arab oleh karenanya Al-Qur’an tidak bisa dipahami kecuali dengan bahasa Arab.
Seseorang yang paham Al-Qur’an maka ia akan bisa berjuang karena bisa memberi kepahamannya kepada orang lain. Sebaliknya orang yang tidak paham Al-Qur’an jika berjuang  maka ia akan sesat dan menyesatkan.
b)      الدعوة (berdakwah)
Untuk menjadi pejuang Al-Qur’an maka harus berdakwah (mengajak kepada ajaran Al-Qur’an). Berdakwah tidak identik dengan ceramah namun berdakwah juga bisa dalam perbuatan.

No comments:

Post a Comment