Saturday, April 6, 2013

KISAH NABI SHLEH AS.



Tempat Kediaman Dan Tuhan-Tuhan Kaum Tsamud

Al-Qur’an tidak menentukan tempat-tempat kediaman kaum Tsamud, ia hanya diketahui dari firman Allah :
“ Dan kamu Tsamud yang menggali batu-batu di gunung untuk mendirikan rumah-rumah dilembah”
Yaitu bahwa tempat-tempat tinggal mereka di kawasan yang bergunugn-gunung atau di dataran yang berbatu-batu, dan lembah-lembah yang tersebut dalam ayat diatas adalah Wadil Qura, maka kaum Tsamud tinggal di tempat-tempat ini. Sebagian ahli riwayat menetapkan di desa Al-Hijr sebagai tempat dimana terdapat rumah-rumah kaum Tsamud. Mereka menyebutkan disitu terdapat sebuah sumur yang bernama sumur Tsamud dan Rasulallah bersama para sahabatnya pernah singgah  di situ  pada waktu perang tabuk dan melarang sahabat-sahabatnya minum airnya dan memasuki rumah-rumahnya.

Seruan Menyembah Allah

Allah mengutus nabi Shaleh as. Kepada kaum tsamud untuk mengajak menyembah-Nya dan meninggalkan berhala-berhala seraya berkata : “ Hai kaumku, sembahlah Allah saja dan jangan menyekutukan-Nya dengan seorang pun, Dialah yang telah menciptakanmu dari tanah dan Dialah yang telah memudahkanmu memakmurkannya, sebagaimana Dia menyediakan  bagimu sebab-sebab kemakmuran.”
Maka apabila Allah telah  memberikan karunia yang besar ini kepada kamu, patuhlah dan wajiblah kamu meminta ampun kepada Nya atas kesalahan-kesalahanmu dan bertobatlah kepada Nya. Sesungguhnya Dia sekat darimu  dan mengabulkan do’a hamba-Nya, serta mengampuni dos orang yang bertobat, jika ia beriman kepada-Nya dan ikhlas dalam do’anya.” (Q.S. Hud : 61)

Sifat Berlebih-Lebihan Yang Mendustakan 

Tsamud mendustakan nabinya yang diutus oleh Allah Ta’ala dan menolak untuk menyembah Allah dan bertakwa kepada-Nya. Sedangkan Shaleh adalah utusan yang bisa dipercaya, tidak menghendaki upah dan balasan atas dakwahnya.
Adalah sudah menjadi kebiasaan kaum Tsamud untuk berlebih-lebihan dalam kenikmatan tubuh, berupa makan dan minum  serta rumah-rumah yang megah, maka nabi mereka mencela apa yang mereka lakukan dan berkata kepada mereka :
“ Apakah kamu mengira bahwa Allah akan membiarkan kamu  dalam kenikmatan, dan kamu merasa aman dari siksa-Nya ? sehingga kamu bisa bersenang-senang sekehendakmu dengan kebun-kebun, mata air-mata air, tanaman-tanaman dan pohon-pohon kurma yang manis, dan menggali gunung-gunugn untuk membuat rumah-rumah, kemudian kamu tidak bersyukur kepada Allah atas kenikmatan yang besar ini?
Maka takutlah kamu kepada Allah dan taatlah kepadaku dalam petunjuk yang kuberikan kepadamu. Dan janganlah kamu mentaati perintah orang-orang berlebihan dalam menjalani kekafiran adan maksiat, berbuat kerusakan di bumi, serta tidak berbuat kebaikan.

Kaum Tsamud Meminta Mukjizat

Orang-orang Tsamud tidak beriman kepada nasihat yang diberikan Shaleh dan tidak berjalan diatas kebenaransebagaimana ia membimbing mereka, akan tetapi ia menuduhnya mengigau dankena sihir akalnya, sehingga mengaku sebagai rasul Allah dan minta darinya supaya mendatangkan mukjizat yang menunjukkan bahwa ia benar-benar rasul Allah.
Maka ia pun membawa unta yang diciptakan Allah secara khusus, menyuruh mereka supaya tidak mengganggunya, tidak boleh menyiksa maupun mengusirnya dan tidak boleh mengedarai serta tidak boleh menyembelihnya.
Allah memberi minum baginya dalam satu hari tertentu dan memberi mereka pada hari lainnyadan mengancam mereka dengan siksaan jika mereka mengganggunya, dan keselamatan mereka dikaitkan dengan keselamatannya.
Allah Swt. berfirman :
”Sesungguhnya kami turunkan unta bertina sebagai ujian bagi mereka, maka nantikanlah mereka dan bersabarlah. Serta beritahu mereka bahwa air itu dibagi  antara mereka  setiap  minuman menurut giliran masing-masing.”  ( Q.S. Al-Qomar 27-28 )

Penyebelihan Unta 

Para pemuka Tsamud tidak tahan menghadapi orang-orang mukmin dan tidak pula menyenangi adanya unta di antara mereka.
Mungkin karena unta itu besar tubuhnya, sehingga menakutkan ternak-ternak mereka. Mungkin juga dapat menghalangi mereka dari air ketika mereka sangat memerlukannya, dan mereka takut orang-orang yang beriman akan bertambah banyak dengan sebab unta itu.
Sehingga mendorong mereka untuk membunuhnya, kendati ada ancaman ddari nabi mereka berupa turunnya siksaan dan timbulnya kebinasaan atas mereka jika unta itu diganggu.
Akan tetapi mereka berani menyembelih unta itu tanpa mempedulikan ancaman, dan minta kepada Nabi Shaleh untuk menyegerakan siksaan kepada mereka, serta untuk memastikan bahwa ia adalah utusan Allah.
Dihadapkan tantangan seperti ini, Shaleh memberitahu bahwa siksaan Allah pasti datang kepada mereka sesudah tiga hari.
Allah berfirman :
“Merekapun terus menyembelih unta itu dengan mendurhakai perintah Tuhan mereka seraya berkata : “ Hai Shaleh, datangkanlah apa yang engkau janjikan kepada kami jika engkau benar-benar utusan Allah.” (Q.S. Al- A’raf : 77)
“Merekapun menyembelih unta itu, maka berkatalah Shaleh : Bersenang-senanglah kamu di rumahmu selama tiga hari, siksaan itu adalah janji yang tidak bisa didustakan lagi.”(Q.S. Hud : 65)

Persekongkolan Untuk Membunuh Shaleh

Di dntara kaum Tsamud terdapat embilan orang laki-laki yang paling menunjukkan kekafiran dan berbuat kerusakan di bumi, maka bersekongkolah mereka untuk  membunnuh Dhaleh dan bersumpah akan membunuh Shaleh dan keluarganya secara diam-diam.
Maka apabila para pendukung Nabi Shaleh dan kerabatnya datang untuk mencari pembunuh-pembunuhnya dan menuntut balas, merekapun akan menyangkal tuduhan itu dengan menegaskan kepada mereka, bahwa mereka tidak menyaksikan pembunuhnya dan tidak ikut serta dalam perbuatan itu.
Orang-orang ini merencanakan persekongkolan untuk membinasakan Shaleh dan keluarganya. Sementara  Allah di belakang mereka menghendaki keselamatan nabi-Nya dan keluarganya serta kebinasaan bagi orang-orang yang bersekongkol ini dari tempat yang tidak mereka duga dan itdak mereka rasakan. (Q.S. An-Naml: 48-52)

Kebinasaan Tsamud

Adapun kebinasaan Tsamud, dilakukan dengan petir, sebagaimana Allah Swt. berfirman:
“Maka mereka pun disambar petir sedang mereka itu melihat.”
“Maka tiba-tiba mereka merasakan goncangan yang hebat hingga matilah mereka di dalam rumah mereka.” (Q.S. Al-A’raf:78)

No comments:

Post a Comment