Hud
mengajak kaumnya ( kaum aad ) untuk menyembah Allah saja dan meninggalkan
penyembahan berhala, karena itu adalah jalan untuk menghindarkan siksa pada
hari kiamat.
“
dan kepada kaum aad kami utus kepada mereka Hud, ia berkata : Hai kaumku
sembahlah Allah, tidaklah kamu mempunyai tuhan selain Dia, tidaklah kamu takut
(kepada Allah)?” (Q.S. Al-A’raf : 65)
Kaum
aad beranggapan bahwa berhala-berhala itu sekutu Allah dan bahwa mereka dapat
memberi syafaat di sisi Allah, maka berkatalah Hud kepada mereka: kalian
berdusta dalam anggapan ini, karena tidaklah patut disembah kecuali Allah
sendiri.
“dan
kepada kaum aad kami utus saudara mereka Hud,. Ia berkata : Hai kaumku
sembahlah Allah, tidakkah kamu mempunyai tuhan selain Dia, kamu tidak lain
adalah orang-orang yang berdusta.” (Q.S. Hud: 50)
Akan
tetapi apakah pengaruh dakwah ini kepada kaum aad ?
Mereka
menghina dan meremehkan Hud dan menganggapnya sinting, dungu dan berdusta, akan
tetapi Hud menyangkal sifat-sifat ini pada sirinya seraya menjelaskan kepada
mereka, bahwa ia adalah utusan dari Tuhan sekalian alam dan tidak menghendaki
bagi mereka kecuali nasehat.
Mengingatkan
Kenikmatan-Kenikmatan Allah
Hud
meneruskan seruannya dengan berusaha memuaskan kaumnya dengan kembali ke jalan
yang benar dan mengingatkan mereka akan kenikmatan-kenikmatan atas mereka.
Maka
berkatalah Hud : “ Apakah kamu merasa heran kepada seorang yang menyampaikan
petunjuk dari Tuhanmu untuk memberi peringatan kepadamu akan akibat buruk,
dengan sebab kesesatan yang kamu jalani?
Tidakkah
kalian ingat Allah telah menjadikan kamu mewarisi bumi sesudah lenyapnya kaum
Nuh yang binasakan Allah lantaran dosa-dosa mereka,dan menambahi kamu dengan
kekuatan di badan dan kekuasaan?.
Kenikmatan
itu menghendaki kamu beriman kepada Alah dan bersyukur kepada-Nya, bukan untuk
mengingkari Nya, maka nasihatku bagi kalian adalah agar kalian mengingat
keutamaan Allah atas kamu. Mudah-mudahan kamu beruntung dengan kebahagian di
dunia dan di akhirat. “
Akan
tetapi kaum Hud tidak menunjukkan rasa syukur atas kenikmatan-kenikmatan Allah
pada mereka, bahkan mereka tenggelam dalam sahwat-sahwat dan kesombongan di
bumi.
Maka
berkatalah Hud kepada mereka: “ mengapa kamu mendirikan bangunan-bangunan yang
tinggiuntuk membnggakan diri, dan membangun istana-istana yang megah untuk
menunjukkan orang-orang yang mengharapkan kekekalan di bumi, dan berbuat aniaya
seperti penguasa-penguasa yang lalim dan tidak menyayangi ketika kamu marah,
dan kamu melakukan hal itu dengan kekejaman orang-orang yang sombong?
Maka
takutlah kamu kepada Allah dalam perkara yang diperintahkan Allah kepadamu dan
takutlah kamu kepadaku untuk memenuhi petunjuk yang kuserukan kepadamu.
Hai
kaumku takutlah kalian kepada Allah yang memberikan kebaikan-kebaikan yang
mulia berupa putra-putri dan binatang
ternak, kebun-kebun dan mata air, maka janganlah kamu membalas
kenikmatan-kenikmatan Allah dengan kekafiran dan kecongkakan serta kekuatan,
sehingga siksaan Nya akan menimpa dan membinasakan kalian.” (Q.S As-Syura: 128-135)
Seruan
Bertobat
Hujanpun
tertahan dari kaum Hud selama tiga tahun, setelah ia mengajak mereka untuk
mengikuti petunjuk dan sesudah mereka menjauhinya, dan itu merupakan peringatan
bahwa siksa Allah bakal menimpa atas mereka.
Dalam
masa-masa ini Hud selalu menasehati kaumnya dan berkata kepada mereka:”
Berdo’alah kepada penciptamu agar mengampuni dosa-dosa kalian yang lampau,
kemudian kembalilah bertobat kepada Nya. Sesungguhnya jika kamu lakukan itu,
maka Allah akan menurunkan hujan bagimu terus menerus, sehingga harta bendamu
menjadi banyak, sebagaimana ia menambahi kamu kekuatan disamping kekuatanmu
sendiri, dan janganlah kamu berpaling dari ajakanku dengan tetap berada dalam
kekafirandan kejahatan.”
“
hai kaumku , mintalah ampun kepada Tuhanmu, kemudian bertobatlah kepada Nya,
maka Ia akan menurunkan hujan yang deras dari langit dan menambahi kamu
kekuatan di samping kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat
kejahatan. (Q.S> Hud :52)
Keselamatan Kaum
Mukminin Dan Kebinasaan Orang-Orang Kafir
Setelah
tertahannya hujan selama tiga tahun, datang perintah Allah untuk
menurunkansiksaan atas kaum Hud seelah mereka mengingkari risalah nabi mereka
dan terus menerus dalam kekafiran dan kesombongan. Kemudian Allah menyelamatkan
Hud dan orang-orang yang berimandari siksaan itu dan membinasakan kaum yang
berbuat kejahatan
Adapun
keselamatan Hud dan pengikutnya yang beriman, dalam Al-Qur’an tidak di
jelaskan. Sebagian ahli sejarah ber[endapat, bahwa keselamatan Hud adalah
dengan menjauhi kaumnya setelah dakwahnya tidak diterima oleh kaumnya. Kemudian
ia pergi bersama orang –orang yang beriman ke mekah dan tinggal disana sampai
ia wafat dan di makamkan disitu.
Adapun
bencana yang diturunkan kepada kaum aad, berupa angin kencang yang terus
menerus selama tujuh malam delapan hari, sehingga binasalah mereka dan
bertebaranlah mayat-mayat mereka di bumi seperti batang kurmayang tercabut dari
akarnya dan binasalah mereka semua, tidak ada satupun yang hidup diantara
mereka kecuali rumah-rumah mereka.
Allah
Swt. berfirman:
“Adapun
kaum Aad mereka itu dibinasakan oleh angin lmbubu yang sangat dingin dan kencang. Dikirim kepada mereka selama tujuh
malam delapan hariberturut-turut, lalukamu lihat kaum itu bergelimpangan
seolah-olah mereka itu batang kurma yang tumbang dan kosong dalamnya. Apakah
engkau melihat ada yang masih hidup di antara mereka.” ( Al-Haqqah 6-7)
No comments:
Post a Comment