Thursday, February 21, 2013

KISAH NABI NUH



Penyembahan Berhala Dan Tuhan-Tuhan

Nuh as. Adalah  rasul pertama yang diutus Allah dengan risalah ketuhanan kepada kaumnya. Ketika mereka berubah menyembah berhala-berhala dan terus menerus dalam kesesatan dan kekafiran.
Al-Qur’an telah menyebut nama berhala yang dulunyadisembah oleh kaum Nuh dengan perkataan yang dilontarkan oleh pemuka-pemuka mereka:
“Mereka berkata : Janganlah kamu kamu itnggalkan tuhan-tuhan kamu dan janganlah kamu tinggalkan Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, Dan Nasr (nama-nama berhala). (Q.S. Nuh 23)
Kaum Nuh menyembah uthan lain sebagaimana ditunjukkan dalam ayat tersebut dan ada yang mengatakan bintang-bintang yang berpindah. Oleh karena bintang ini tampak diwaktu malam dan lenyap diwaktu siang, maka mereka menjadikan berhala-berhala itu sebagai perantara untuk mendekatkan diri kepada tuhan-tuhan mereka.
Nuh telah hidup bersama kaumnya dalam waktu yang lama mengajak mereka menyembah Allah.
Allah Swt. berfirman:
“Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka tinggallah ia bersama mereka selama 950 tahun.” (Q.S. Al-Ankabut: 14)
Akan tetapi masa ini tidaklah menghasilkan buahnya pada mereka, maka tidaklah beriman dengan risalahnya kecuali sedikit saja diantara mereka, dan pada waktu itu ada bapak yang menarik hati anaknya yang mulai berakal agar tidak mengikuti Nuh selama hidupnya.
Oleh karena itu mereka saling mewarisi pembangkangan dengan terus melakukan syirik dan durhaka.
 
Ajakan Untuk Menyembah Allah

Nuh berkata kepada kaumnya:” Sesungguhnya aku peringatkan kamu akan siksaan Allah dan kejelaskan  kepadamu jalan keselamatan, maka sembahlah Allah saja dan jangan mempersekutukan-Nya dengan suatu apa pun, karena aku kuatir apabila kamu menyembah selain Dia  atau menyekutukan yang lain dengan-Nya, maka dia akan menyiksa kamu pada hari kiamat  dengan siksa yang pedih.”(Q.A Hud 25-26)
Sebagaimana Nuh berkata kepada mereka:” Sesungguhnya jika kamu taat kepada Allah dan menjauhi perbuatan-perbuatan buruk, niscaya Allah mengampuni dosa-dosa kamu yang lampau dan memberikan kesempatan kepada kamu serta memberi kenikmatan di dunia ini, hingga masa yang lama yang ditetapkan Allah bagi berakhirnya ajal-ajalmua. Tetapi apabila kamu durhaka kepada tuhan kamu, maka sesungguhnya Dia tidak akan meberi kelonggaran kepada kamu, bahkan Ia akan menimpakan siksaan bagi kamu dan akan datang kepadamu secara mendadak dari tempat yang tidak kamu duga.” (Q.S Nuh 2-4)

Penbangkangan Yang Membinasakan

Ucapan-ucapan Nuh tidaklah menimbulkan pengaruh dalam jiwa-jiwa kaumnya, bahkan mereka menjawab dengan pembangkangan: ´Hai Nuh, engkau telah memusuhi kami dan terus menerus melakukan hal itu. Maka jika engkau berkata benar dalamdakwahmu, berilah apa yang engkau ancamkankan kepada kami berupa siksaan.”
Nuh menjawab tantangan mereka seraya berkata:” Urusan itu terserah kepada Allah, Dialah yang menimpakan siksaan atas dirimu jika dikehendaki-Nya, tidak ada yang bisa menghalangi-Nya”
Sebagaimana nasihat yang kuberikan kepadamu tidak akan bermanfaat kepadamu, walaupun aku menghendaki kebaikan bagi kamu dengan nasihat itu—apbila Allah menghendaki kamu dalam kesesatan dengan sebab kerusakan jiwamu yang menolak kebenaran—
Maka Allah Swt. adalah Tuhan kamu dan kepada-Nya kamu kembali pada hari kiamat dan akan membalas perbuatan-perbuatanmu.” (Q.S Hud 32-34)

Keluhan Kepada Allah

Setelah Nuh merasa kesal kepada kaumnya, ia pun berlindaung kepada Tuhannya memohon pertolongan atas pembangkangan kaumnya, maka ia berkata: “ Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah mengajak kaumku untuk beriman kepada-Mu dan meninggalkan penyembahan berhala. Aku sangat mengharapkan keimanan, maka tidaklah kulewatkan setiap kesempatan, melainkan kuajak mereka malam dan siang. Ternyata harapanku sangat sia-sia, mereka malah makin membangkang dan durhaka.
Setiap kali ku ajak mereka untuk menyembah-Mu supaya engkau bisa memaafkan kesalahan-kesalahan mereka, maka mereka pun menutup telinga dengan ujung jarinya karena tidak suka mendengarkan ajakanku. Mereka sangat berlebih-lebihan dalam membangkang sampai menutup wajah dengan baju supaya tidak melihataku dan tidak mendengar dakwah yang kuberikan.
Demikanlah mereka itu terus menjauhi dakwahku dengan rasa sombong, dengan tidak mau mengikuti dan memenuhi ajakanku.
Wahai tuahanku, aku telah mengajak mereka untuk menyembah-Mu berulang kali dengan berbagai cara. Kadang-kadang aku mengajak secara terang-terangan dalam kelompok-kelompok mereka, dan kadang-kadang sendirian terhadap seorang diantara mereka.
Dan bekata kepada mereka :” Mintalah ampun kepda Tuhanmu dan bertobatlah dari kekafiran dan melakukan maksiat, sesungguhnya Dia menerima tobat hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan serta memberi ganjaran atas tobat dan istigfarmu. Maka Dia akan menurunkan bagi kamu hujan yang deras, yang kan menyuburkan tanahmu sesudah kekeringan, memberi rezeki kepadamu berupa harta benda untuk kamu nikmati, dan mengaruniai anak-anak yang akn membantu kamu. Kebun-kebun yang lebat akan memberi kesejahteraan kepada hidupmu sungai-suangi akan menjamin pengairan bagi tanahmu.” (Q.S Nuh 5-12)
Dakwa Nuh tidaklah membawa pengaruh kepada kaumnya kecuali hanya sedikit sebagaiman dijelaskan oleh Al-Qur’an. “ Tidaklah beriman kepada Nuh kecuali sedikit”
Adapun sebagian dari mereka telah jemu dengan dakwahnya dan mendustakannya serta menganggap nya sebagai orang gila, dan mereka menimbulkan berbagai gangguan dan ancaman terhadap Nuh untuk menghalangi dakwahnya.
Allah Swt. berfirman :
“ Sebelum mereka kaum Nuh mendustakannya, yaitu mereka mendustakan hamba kami(Nuh) seraya berkata: Ia orang gila dan iapun dibentak (supaya menghentikan dakwahnya).”(Q.S. Al-Qomar 9)
Sebagaiman mereka mengancamnya dengan rajam:
“ mereka berkata apabila kamu tidak berhenti,hai Nuh, maka niscaya engkau akan dirajam.”
Akan tetapi Nuh tidak peduli dengan ancaman tersebut dan iameneruskan dakwahnya pantang mundursambil bertawakal kepada AllahSwt.

Kutukan Terhadap Orang-Orang Yang Mendustakan  

Setelah mencurahkan segala tenaga untuk memberi hidayah kepada kaumnya dan setela turtutup segala jalan untuk memperbaiki mereka, maka pada waktu itu iapun berkindaung kepada Tuahnnya dengan mengeluh atas perilaku kaumnya.
allahSwt. Berfirman:
“ Nuh berkata; Wahai Tuhanku, sesungguhnya kaumku mendustakanku. Maka berilah kau jalan keluar antara aku dan mereka, dan selamatakanlah aku dan orang-orang yang bersamaku, yaitu orang-orang yang beriman.” (Q.S As-Syu’ara:117-118)
Sebagaiman ia mendoakan kaumnya agar binasa:
“ Wahai Tuhanku, janganlah engkau membiarkan diatas bumi ini orang-orang kafir mendiami rumah-rumah. Sesungguhnya jika engkau biarkan , maka mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu dan tidaklah mereka meninggalkan keturunan kecuali orang-orang yang fajir dan kafir.”(Q.S.Nuh 26-27)
Nuh berdo’a kepada tuhannya agar tidak membiarkan diatas bumi ini seorang pun dari orang-orang kafir itu, karena jika AllahSwt. Membiarkan orang-orang kafir itu terus menerus dalam kesesatan mereka, maka mereka akan menyesatkan orang lain darai kebenaran dan menyebarkan disa-dosa mereka kepada anak cucu mereka dengan warisan, maka tidaklah mereka meninggalkan keturunan, kecuali orang-orang yang serupa dengan mereka dalam kekafirandan perbuatan dosa.

Pembuatan Kapal Keselamatan

Allah mengabulkan do’a Nuh  dan sebaelumnya membinasakan kaumnya yang mendustakannya. Allah Swt. menyiapkan baginya dan kaum yang beriman kepada risalah –Nya alat-alat untuk menyelamatkan diri.
Maka Allah Swt. mewahyukan kepadanya, tidak seorangpun beriman kecuali siapa-siapa yang mengikutinya dan menyuruhnya agar tidak merasa sedih dengan sebab pendustaan orang-orang kafir terhdapnya, karena Allah akn menenggelamkan mereka semua.
Allah menyuruh Nuh untuk membuat kapal keselamatan dan memberitahukan kepaddanya, bahwa  Allah akan mengawasi dan memeliharanya, serta melarangnya mendo’akan orang-orang kafir dengan keselamatan setelah mereka tetap berada dalam kekafiran mereka.
Nuh mulai membuat kapal dan ia pun ikut sebagai tukang kayu, sehingga diejek oleh orang-orang kafir lantaran pekerjaannya itu.
Menghadapi ejekan mereka Nuh berkata :” Jika sekarang kamu mengejek saya dan orang-orang beriman yang bersamaku, maka sebentar lagi kami akan mengejek kalian, karena aku tahu siksaan dan kebinasaan yang bakal menimpa kalian, sehingga aku tahu siapa yang akan ditimpa siksaan yang menghinakannya didunia, sebagaimana siksaan yang kekal akan menipanya di akhirat.”(Q.S. Hud: 36-39)

Permulaan Air Bah

Nabi Nuh as. Menyelesaikan pembuatan kapalnya dan tampak tanda-tanda permulaan sisaan, yaitu memancarnya air dari bumi. Maka Allah menyuruh Nabi Nuh mengumpulkan setiap jenis hewan yang hidup sepasang-sepasang,jantan dan betina untuk dibawa bersamanya supaya hidup setelah musnahnya mahluk hidup dan bisa berkembang biak kembali di bumi.
Demikian Allah mnyuruh Nuh membawanya di dalam kapal keluarga dan para kerabatnya dengan perkecualian dua orang diantara mereka, lantaran kafir kepada Allah. Mereka adalah salah seorang istri dan anaknya.
Nuh menyiapkan kapalnya dan berkata kepada orang-orang yang beriman:”Naiklah didalamnya dengan menyebut nama Allah ta’ala di waktu berlayar dan berlabuh, karena kapal itu bukanlah sebab terjadinya keselamatan, akan tetapi wajiblah atas mereka menuju kepada Allah, karena Dialah yang menjalankan dan menghentikan kapal itu.’
Juga Nbi Nuh As. Mengingatkan mereka, bahwa Allah maha luas ampunan-Nya dan Maha penyayang terhadap hamba-hamba-Nyayang beriman, sehingga diselamatkan dari kebinasaan. Kemudian berjalanlah kapal itu setelah air meluapdi tengah-tengah gelombang besar yang tingginya bagaikan gunung.
Al-Qur’an mengabarkan kepada kita bahw Nuh berdo’a kepada Tuhannya agar membalas kaumnya, sehingga Allah mengabulkan do’anya lalu menurunkan hujan yang derasdari langit yang tidak pernah di alami oleh bumi sebelumya, dan menyuruh bumi supaya memancarkan air dari segenap penjurunya.
Maka berkumpulah air dari langit dan bumi,sehingga timbul air bah yang hebat yang di takdirkan Allahdengan do’a Nabi-Nya untuk membinasakan orang-orang kafir,sambil menyiapkan jalan keselamatan bagi Nuh dan orang-orang yang beriman bersamanya di atas kapal yang berjalan dengan perlindungan Allah dan pemeliharaan-Nya.

Tenggelamnya Putra Nabi Nuh

Nuh teringat akan putranya. Sebagai seorang bapak yang sayang terhadap anaknya, Nuh memanggilnya untuk naik keatas kapal bersama keluarganya yang lain, sedangkan putranya itu tetap dalam kekafiran.
Maka Nuh berkata: “ Hai anakku, naiklah engkau bersama kami supay engkau selamat dari kehanyutan dan janganlah engkau masuk kedalam golongan orang-orang kafir yang mengingkari agama Allah.”
Akan tetapi putranya tidak menjawab seruan Allah dan tetap durhaka dan menduga apa yang terjadi itu merupakan peritiwa-peristiwa alam biasa dan berharap akan bisa selamat tanpa naik keatas kapal.
Maka ia pun berkata kepada ayahnya: “ Aku akan berlindung ke gunung  yang tidak bisa dicapai oleh air,sehingga aku tidak tenggelam.”
Ayanhnya menjawab: “ tidak ada satu kekuatanpun yang bisa mencegah tenggelamnya yang sudah ditakdirkan Allah bahwa ia bakal tenggelam sebagai balasan bagi orang-orang kafir.”
Putranya tetap menolak dan menyangka bahwa usahanya untuk mencapai puncak gunung bisa menyelamatkanya dari tenggelam, akan tetapi kekuatan air dan tingginya gelombang telah menghayutkan putra yang sesat dan kafir itu.

Nabi Nuh Memohon Keselamatan Putranya

Timbul rasa kasihan dalam hati Nuh terhadap putranya, maka ia pun memohan kepada Tuhannya dengan khusyuk agar sudi menyelamatkan putranya. Bukankah Tuhannya telah berjanji sebelumnya akan menyelamatkannya bersama keluarganya?
Sedangkan putranya adalah termasuk keluarganya dan Allah sekaku menepati janji-Nya dan Sia adalah hakim yang maha adil.
Maka Allah menjawab permohonan Nuh, bahwa putranya yang kafir itu bukanlah termasuk keluarganyayang dijanjikan diselamatkan. Karena ia tidak beriman dan tetap dalam kekafiran. Dan is telah melakukan perbuatan –perbuatan yang tidak baik,Allah melarang Nuh untuk memohon sesuatu, kecuali bilamana ia merasa yakin bahwa hal itu benar dan tepat, sebagaimana Allah melarang agar tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang berbuat aniayadan memohon keringan bagi hukuman Allah, sekalipun yang berbuat itu putranya dan beranggap bahwa kasih sayang bapak dapat mengalahkan hukum Allah.
Nuh menyesal atas perkataannya dan mengakui kesalahannyaseraya berkata: “ sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu wahai Tuhanku agar tidak memohon kepada-Mu sejak sekarang apa yang tidak engkau ridhai,dan jika engkau tidak mengaruniai aku dengan ampunan-Mu dan menyayangi aku dengan keutamaan-Mu, niscaya aku termasuk orang-orang yang merugi.”

Berhentinya Air Bah

Ketika orang kafir itu binasa lantaran air bah, Allah menyuruh bumi untuk menghisap airnya dan menyuruh langit untuk berhenti menurunkan hujan. Maka surutlah air dari bumi setelah Allah memutuskan kebinasaan bagi orang-orang yang berbuat aniaya, dan kapalnya terlempar di gunung juudy.
Ketika itu diserukan kepada orang kafir yang binasa dengan kekuasaan ilahi:” jauhlah orang-orang yang berbuat aniaya ini dari rahmat Allah dan ampunan-Nya”(Q.S. Hud:44)

Turun Dari Kapal

Setelah kapal terdampar dan bumi menelan air bah, Allah menyuruh Nuh turun dari kapal ke bumi. Maka turunlah ia ke bumi maushil dengan diliputi oleh berkah dari Allah bersama orang-orang yang beriman dan anak cucunya yang bakal menjadi orang-orang yang beriman.
Sebagian mereka akan menjadi umat yang menikmati dunia dan kebaikan-kebaikannya, akan tetapi mereka tidak akan mendapat berkah dari Allah, karena mereka akan menyeleweng dari jalan kebenaran dan disesatkan oleh setan, hingga menyebabkan mereka ditimpa sksaan Allah didunia dan di akhirat.
Allah Swt. berfirman:
“dikatakan kepada Nuh : hai Nuh, turunlah dengan keselamata dari kami dan berkah atasmu dan umat-umat yang bersamamu dan umat-umat yang kami beri kenikmatan kepada mereka, kemudian mereka itu akan ditimpa siksa yang pedih dari kami.” (Q.S. Hud;48).

Saturday, February 16, 2013

KISAH NABI ADAM AS



Kisah penciptaan adam dimulai dengan dialog antara Allah dengan para malaikat.
Allah Swt. memberitahu para malaikat bahwa ia akan mengangkat kholifah (wakil) di bumi, yaitu adam dan anak cucunya dan akan menetapkan mereka di bumi dan menjadikan mereka berkuasa disitu.
Akan tetapi malaikat merasa heran akan berita ini, karena yang akan menjadi khalifah Allah di bumi-Nya tidak akan mampu mendirikan kerajaan yang menyamai kerajaan langit dalam hal rahmat dan kesuciannya.
 Maka berkatalah malaikat kepada tuhan mereka : apakah akan engkau jadikan manusia yang berbuat  kerusakan di bumi dengan maksiat dan pertumpahan darah , sedangkan kami menyucikan engkau dari segala yang tidak layak dengan ke agungan Mu dan memuliakan Mu sebagai tanda syukur kepada Mu?
Para malaikat mengatakan hal itu kepada tuhan mereka, karena merasa melihat diri mereka lebih baik dari pada mahluk yang akan dijadikan khalifah di bumi. Tetapi Allah menjawab dengan rahasia yang disembunyikan dari mereka dan hikmah ;yang khusus ada pada-Nya dalam penciptaan adam yaitu Dia mengetahui apa yang mereka tidak ketahui. Allah Swt , berfirman :
“ ketika tuhanmu berkata kepada para malaikat, sesungguhnya aku di muka bumi akan menjadikan seorang khlifah (wakil). Para malaikat berkata : Apakah engkau akan menjadikan di bumi manusia yang berbuat kerusakan di dalamnya dan menumpahkan darah, sedangkan kami bertasbih dengan memuji dan menyucikan-Mu. Allah menjawab : sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui” ( Al-baqarah 30 )

Kedudukan Adam

Sesudah menciptakan Adam , Allah mengajarinya nama benda-benda dan keadaan-keadaan serta keistimewaan-keistimewaan agar ia menjadi mantap di buni dan mengambil manfaat sebaik-baiknya.
Kemudian Allah bermaksud menunjukkan kepada malaikat, bahwa mahluk yang baru ini lebih banyak ilmu dan lebih luas pengetahuannya. Maka Allah minta kepada mereka agar memberitahukan kepadaNya tentang nama benda-benda tertentu dan khasiat-khasiatnya, kalau menurut dugaan mereka benar, maka mereka lebih berhak atas kedudukan khalifah dimuka bumi. Akan tetapi para malaikat tidak sanggup menjawab dan berkata kepada Allah dengan mengemukakan alasan :
Sasungguhnya kami menyucikan Mu, wahai tuhan kami, dengan penyucian yang layak dengan-Mu dan kami tidak menyanggah kehendak-Mu, karena kami tidak mempunyai ilmu, kecuali yang telah engkau berikankepada kami,sedang engkaulah yang mengetahui segala sesuatu dan maha bijaksana dalam segala yang engkaulakukan.
Allah Swt. memanggil Adam untuk mengajari para malaikat dan berkata kepadanya : “ Hai Adam , beritahukan kepada para malaikat apa yang telah kutanyakan kepada mereka.”
Maka adam tidak menjawab dan menunjukkan kelebihannya atas mereka. Disini Allah berseru kepada kepada para malaikat : “tidaklah telah kukatakan kepada kalian bahwa aku mengetahui segala yang ada di langit dan segala yang ada di bumi yang tidak diketahui selain aku mengethui perkataan yang kalian ucapkan dan kalian sembunyikan dalam diri kalian. (Al-Baqarah 32-33)

 Penghormatan kepada Adam

Allah membentuk Adam dari tanah liat yang hitam dalam bentuk manusia, sehingga ia menjadi kering dan berbunyi bila di ketuk. Kemudian Allah meniupkan ruh ke dalamnya, maka ia berubah menjadi manusia yang terdiri dai daging,darah, dan urat syaraf yang bergerak dengan kehendak-Nya serta dapat berfikir.
Kemmudian Allah menyuruh para malaikat bersujud menghormati Adam, tapi bukan sujud ibadah karena Allah tidak menyuruh seseorang untuk menyembah kepada selain Allah.
Allah Swt. berfirman :
“tatkala tuhanmu berkata kepada para malaikat : sesungguhnya aku jadikan manusia dari tanah kering berupa tanah liat yang sudah di bentuk. Maka apabila aku sudah menyempurnakannya dan meniupkan ruh-Ku  didalamnya, maka rebahlah kamu bersujud kepadanya.”
Dalam ayat i ni terdapat tiga kehormatan yang dikhususkan Allah kepada Adam
1. penciptaannya dengan tangan-Nya
2. Peniupan ruNya di dalamnya
3. perintah-Nya kepada para malaikat untuk bersujud kepada Adam
Sujudnya para malaikat dan penolakan iblis
Para malaikat semuanya bersujud kepada Adam untuk mematuhi perintah Allah, kecuali iblis yang menolak untuk bersujud lantaran sombong dan membangkang.
Allah ta’ala telah bertanya kepadanya, sedang dia lebih tahu tentang sebab yang menghalangi iblis untuk bersujud kepada Adam sesudah Ia menyuruhnya untuk melakukan hal itu.
Maka iblis berdalih bahwa ia tidak lebih baik daripada Adam dalam hal kejadiannya, karena ia diciptakan dari tanah liat, sedang api dalam pendapatnya lebih baik dari tanah liat dan menunjukkan kesombongan yang sangat.
Oleh karena itu Allah mengusirnya dari surga dan mengutuknya dengankutukan yang kekal hingga hari kiamat karena kesombongannya

Adam Dan Iblis 

Balasan terhadap iblis atas pembangkangan dan kesombongannya untuk bersujud kepada Adam adalah pengusiran dari surga dalam keadaan hina dina.
Iblis memohon dari tuhannya agar membiarkan hidup hingga hari kiamat. Maka Allah mengabulkan permohonannya lantaran suatu hikmah yang dikehendaki Allah Swt
Iblis mengemukakan permohonannya seraya berkata : “ dengan sebab keputusan-Mu yang menetapkan kebinasaan atasku, maka aku bersumpah untuk berdaya upaya  sekuat tenagaku guna menyesatkan anak-anak adam dan menjauhkan mereka dari jalan-Mu yang lurus dengan menggunakan segala cara yang mungkin untuk mencapi tujuan itu.dan aku akan mendatangi mereka dari segala penjuru yang bisa ku lakukan sambil menunggu kelengahan dan kelemahan mereka, hingga aku bisa menyesatkandan merusak mereka serta menjadikan sebagian besar dari mereka tidak bersyukur kepada-Mu.” Akan tetapi Allah membentaknya seray berkata : “ keluarlah dari syurga dalam keadaan tercela dan terusir dari rahmat-Ku, dan aku bersumpah akan memenuhi neraka dengan mu dan siapa yang mengikutimu dari anak-anak Adam semuanya. (Al-A’raf; 13-18)

Penciptaan hawa 

Allah menyuruh Adam unutk tinggal di syurga bersama istrinya. Para ulama berbeda pendapat mengenai waktu, kapan istrinya diciptakan. Ada yang mengatakan: sesungguhnya Allah ta’ala mengeluarkan iblis dari surga dan menempatkan Adam disitu sendirian, tidak mempunyai teman untuk bersenang-senang bersamanya. Maka Allah membuatnya tidur, kemudian mengambil salah satu rusuknya dari sebelah kiri dan menggantinya dengan daging dan menciptakan hawa darinya.
ketika Ia terbangun didapatinyadidekat kepalanyaseorang perempuan sedang duduk.
Adam bertanya kepadanya: “siapakah engkau?”
Hawa menjawab:”seorang perempuan”
Adam bertanya: “ mengapa engkau diciptakan? “
Hawa manjawab:” supaya engkau bersenang-senang denganku”

Penyesatan Iblis Terhadap Adam

Ketika
Maka keduanya boleh makan buah-buahan yang diskuainya, Allah tidak melarang keduanya, kecuali memakan buah dari pohon. Allah menyuruh keduanya agar tidak mendekati pohon itudan tidak memekan buahnya. Kalau hal itu di langgar berarti mereka akan menjadi orang-orang yang menganiaya diri mereka dengan menentang perintah Allah dan akan mendapat hukuman lantaran hal itu.
Iblis gembira dalam hatinya, karena ia mendapat jalan dalam larangan itu untuk menjumpai adam dan istrinya.maka iapun berbicara dengan mereka dan membujuk mereka untuk memakan buah pohon itu, sehingga berakibat penyingkapan aurat-aurat mereka yang tadinya tertutup.
Iblis telah berusaha sekuat tenaga untuk menipu mereka. Maka ia menimbulkan dugaan pada ddiri mereka bahwa Allah melarang mereka untuk makan dari pohon, supaya mereka tidak menjadi malaikat dan tidak kekal di dalam surga yang berisi kenikmatan. Dan iblis bersumpah bahwa ia termasuk orang-orang yang memberi nasehat kepada mereka berdua. ( Q.S. Al-A’raf: 19-21 )

Dosa Adam

Adam dan Hawa lupa bahwa iblis adalah musuh mereka, maka terjerumuslah keduanya dalam jebkan fitnah dan memakan buah dari pohon itu. Ketika keduanya memakan buah dari pohon tersebut, tersingkaplah auratnya. Sebelumnya masing-masing belum pernah melihat auratnya maupun aurat temannya.
Lantaran sangat malunya, keduanya mengumpulkan beberapa lembar daun pohon itu untuk menutupi aurat mereka.maka ditegurlah mereka oleh Tuhannya lantarandosa mereka itu:” tidakkah Aku telah melarang kalian memakan buah dari pohon itu dan memberitahu kepada kalian bahwa seta adalah musuh yang nyata bagi kalian berdua?”
Adam dan Hawa merasakan besarnya dosa yang mereka perbuat dengan melanggar larangan dari Allah.
Maka merekapun menyesal dengan penyesalan yang sangat dan berdo’a kepada tuhan mereka seraya berkata : “ Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menganiaya diri kami dengan mendurhakai-Mu dan menyalahi perintah-Mu, maka ampunilah kami dan kasihinilah kami, sebab jika engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami dengan keutamaan-Mu, niscaya kami menjadi orang-orang yang merugi.”
Pemanfaatan Adam Dan Pengusirannya Dari Surga
Allah menerima taubat adam:
“maka Adam merima dari tuhannya beberpa kata, lalu Allah merenima taubatnya, sesungguhnya Dia maha penerima taubat dan maha penyayang.” (Q.S. Al-Baqarah:37)
Akan tetapi Allah menurunkan Adam dan Hawa dari surga ke bumi dan memberitahu mereka, akan terjadi permusuhan diantara anak cucu merka. Mereka akan berdiam di bumi memakmurkannya dan bersenang-senang di dalamnya untuk jangka waktu tertentu, hingga datangnya ajal mereka. Dan Allah Swt. akan memberi petunjuk kepada jalan yang benar, maka siapa yang mengikuti petunjuk Allah, ia pun tidak akan terjerumus ke dalam dosa di dunia dan tidak akan sengsara di dalamnya.
“ Allah berfirman kepada keduanya : turunlah kamu dari sini. Kamu akan saling bermusuhan satu sama lain. Kamu boleh tinggal di bumi dengan  bersenang-senang hingga tiba ajalmu.” ( Q.S. Al-A’raf:24)
Allah berfirman:
“ Di bumi itulah kamu hidup dan disitulah kamu mati, dan dari situ kamu akan di keluarkan.” (Q.S. Al-A’Raf:25)
“ Turunlah kalian berdua dari surga bersama-sama dan kamu akan saling bermusuhan satu sama lain, maka siapa mendapat dan mengikuti petunjuk-Ku tidaklah ia tersesat dan tidaklah ia sengsara.”(Q.S. Thaha: 123)

Surga Tempat Tinggal Adam

Para ulama berbeda pendapat mengenai surga yang disebutkan di dalam Al-Qur’an dimana Allah menempatkan Adam dan dari mana Adam di suruh turun, apkah ia berada di langit atau dibumi.
Pendapat yang unggul adalah bahwa surga ini berada di bumi. Karena Allah menciptakan Adam di di bumi sebagaimana dalam firmannya:’sesungguhnya Aku jadikan khalifah di buni”, dan Allah tidak menyebut bahwa Ia memindahkannya ke langit.
Kemudian, Allah menggambarkan surga yang dijanjikan di langit sebagai surga khuldi. Dan andaikata surga itu yang menjadi kediaman Adam, tidaklah Iblis berani berkata kepada Adam:
“Maukah aku tunjukkan kepadamu pohon khuldi dan kekuasaan yang tak pernah pudar?”
Surga Khuldi adalah tempat kenikmatan bikan tempat paksaan, sedang Allah tetap memaksa Adam dan Hawa agar tidak makan dari pohon itu.
Jadi surga khuldi yang berada di langit adalah tempat kekekalan bagi siapa yang masuk ke situ. Sedangkan Adam dan Hawa dikeluarkan dari surga dimana mereka berada. Maka pastilah surga itu bukan yang dijanjikan di dalam Al-Qu’an bagi kaum mukminin yang shaleh pada hari kiamat.
Dan alasan lainnya adalah bahwa iblis ketika menolak untuk sujud, ia pun dikutuk dan dikeluarkan dari surga, maka seandainya ini adalah surga khuldi, tentulah iblis akan mendapat kemarahan Allah tidak bisa mencapai surga khuldi  yang menggoda Adam dan Hawa di situ.
Jelas sudah dari yang telah disebutkan, bahwa surga yang telah diperuntukan Allah bagi Adam bukanlah surga khuldi yang berada di langit, dan bukan tidak mungkin bahwa surga yang telah diperuntukkan Allah bagi Adam letaknya tinggi diatas tempat-tempat di bumi dan mempunyai pohon-pohon, buah-buahan dan naungan-naungan serta kenikmatan, seperti yang digambarkan Allah dengan firman-Nya:
“sesungguhnya engkau tidak akan lapar disitu dan tidak akan telanjang dan engkau tidak akan haus di situ dan tidak akan tertimpa panas matahari.”(Q,S thaha: 118)
Di dalam surga ini engkau tidak akan lapar dan itdak akan telanjang tanpa pakaian dan tidak merasa haus maupun tertimpa panas. Akn tetapi ketika Adam dan Hawa memakan buah tersebut, keduanya turun ke bumi yang penuh kesengsaraan, kepayahan, cobaan, dan ujian. Adapun siapa yang berdalil bahwa Adam dan Hawa tadinyaberada di surga khuldi yang terdapat di langit dan Allah menyuruh keduanya turun ke bumi dengan firman Nya:
“Kami katakan : turunlah kamu dari situ semuanya.”
Maka hal itu telah dijawab, turun disitu perpindahan dair satu tempat ke tempat lain sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala :
“ turunlah (pindahlah kamu ke mesir, karena kamu akan mendapat apa yang kamu minta.” ( ayat )
Dan sebagaimana Allah Swt. berfirman trntang Nabi Nuh ketika menyuruh meninggalkan kapal. Dikatakan (oleh Allah) : “ Hai Nuh, turunlah (pindahlah) dengan keselamatan dari kami.” (Ayat)

Kisah Qabil Dan Habil  

Qabil dan Habil adalah dua orang anak Adam as.
Al-Qur’an memuaat kisahnya yang dapat diambil nasihat dan hikmahnya oleh kaum mukminin. Qabil adalah seorang yang jahat, sedang saudaranya Habil adalah seorang yang saleh dan bertakwa.
Diaman keduanya timbul perselisihan yang berlangsung lama dan mencapai puncaknya dengan terbunuhnya Habil Oleh Qabil.
Mengenai sebab terjadinya perselisihan antara keduanya ada dua pendapat.
Yang pertama, bahwa Habil adalah pemilik kambing, sedang Qabil adalah pemiliktanaman.masing-masing mengadakan kurban.
Maka Habil memilih memilih kambing terbaik yang dimilikinya dan menjadikannya sebagai kurban, sedang qabil memanen gandum yang paling jelek dalam tanamannya, dan menjadikannya sebagai kurban. Kemudian masing-masing mempersembahkan kurbannya kepada Allah, lalu turunlah api dari langit memakan kurban Habil dan membiarkan kurban Qabil.
Maka tahulah Qabil bahwa Allah menerima kurban Habil dan tidak menerima kurbannya,sehinga iapun iri hati dan membunuhnya.
Yang kedua, menurut riwayat Adam as. Setiap mendapat anak selalu lahir laki-laki dan perempuan. Kemudianpun mengawinkan putrinya yang lahir dari satu waktu dengan putranya yanglahir pada waktu yang lain.
Maka yang pertama lahir adalah Qabil bersama dengan dua orang putri kembardan sesudahnya Habil bersama dua orang putri kembah. Ternyata putri yang lahir bersama Qabil adalah yang paling cantik. Maka Adam ingin mengawinkannya dengan Habildan Qabil menolaknya seraya berkata: Aku lebih berhak atasnya dania lebih berhak atas saudaranya dan ini bukan bersal dari Allah Ta’ala, melainkan ia adalah pendapatmu.” Maka berkatalah Adam as. Kepada keduanya:” Persembahkanlah kurban, dan siapa diantara kamu diterima kurbannya maka ku kawinkan kamu dengannya.”
Ternyata Allah menerima kurban Habil dengan menurunkan api yang memakan kurbannyasehingga Qabil membunuh saudaranya itu lantaran dengki kepadanya.
Perasaan dengki adalah dosa pertama yang menyebabkan pendurhakaan kepada Allah Ta’ala dilangit,dan dosa pertama dimana manusia durhaka kepada Allah di bumi. Adapun di langit, rasa dengki itu dilakukan iblis kapada Adam, sedangkan di bumi di lampiaskan oleh Qabil terhadap Habil.

Pelajaran Dari Burung Gagak

Setelah Qabil membunuh saudaranya, ia pun membiarkannya tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Maka Allah mengutus dua ekor burung gagak yang saling berkelahi sehingga yang satu membunuhn yang lainnya.
Kemudian burung yang hidup menggali tanah dengan paruhnya dan kedua kakinya, lalu memasukkan tubuh temannya itu kedalam lubang. Ketika Qabil melihat burung gagak itu mengubur temannya, timbullah rasa iba di hatinya dan ia tidak mau kalah dengan burung gagak itu dalam hal kasih sayang, maka ia pun mengubur saudaranydi dalam tanah, sedang ia menyesal atas perbuatannya seraya berkata dalam dirinya: “Apakah aku harus kalah dengan burung gagak ini?” ( Q.S. Al-Maidah: 31 )